Coretan MasBud: Perkembangan tabel Periodik Unsur (Bilingual)

Halaman

Jumat, 16 Desember 2011

Perkembangan tabel Periodik Unsur (Bilingual)


Development of Periodic Table of Elements
Perkembangan tabel Periodik Unsur

In line with science advancement, periodic table of elements underwent development. There are three popular periodic tables.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, tabel periodik unsur mengalami perkembangan. Ada tiga tabel periodik unsur yang terkenal.
a. Dobereiner’s Periodic table
Tabel Periodik Dobereiner
In 1829, Johann W. Dobereiner attempted to compose elements grouping based on atomic mass increase. Each composed group consists of there elements. Therefore, element composition composed by Dobereiner called Law of Triads. Principle of law of triads is in case three elements with similar characteristics composed based on atomic mass increase, the mass of second element always approaches average mass of the first and the third elements.
Pada tahun 1829, johan W. Dobereiner mencoba menyusun penggolongan unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Tiap kelompok yang disusun itu terdiri atas tiga unsur. Oleh karena itu, susunan unsur-unsur yang disusun itu terdiri atas tiga unsur. Oleh karena itu, susunan unsur-unsur yang disusun oleh Dobereiner disebut hukum triade. Prinsip hukum triade adalah jika tiga unsur yang memiliki sifat mirip disusun berdasarkan kenaikan massa unsur. Massa unsur yang kedua selalu mendekati rata-rata massa unsur yang pertama dan ketiga.
J. W. Dobereiner found that molecular mass of SrO approached average rate of molecular mass of CaO and BaO. Consequently, atomic mass Sr aproached average mass of Ca and Ba atoms,. Further, Dobereiner estimated that atomic mass Br (at that time it was not exactly identified yet) approximately equals to average rate of atomic mass of chlorine and iodine. However, law of triads has weakness since it can not prove quite a lot of the already known elements.
Type text or a website address or translate a document.
English to Indonesian translation
J.W. Dobereiner menemukan bahwa massa molekul SrO mendekati harga rata-rata massa molekul CaO dan BaO. Akibatnya, massa unsur Sr mendekati massa rata-rata unsur Ca dan Ba. Selanjutnya, Dobereiner memperkirakan massa unsur Br (waktu itubelum diketahui dengan tepat) kira-kira sama dengan harga rata-rata massa unsur klorin dan iodin.Akan tetapi, hukum friade memiliki kelemahan karena tidak dapat membuktikan cukup banyak triade dari unsur yang sudah dikenal.

b. John Newland’s Periodic Table
Tabel Periodik John Newlands
Following the publication of triads law, John Newlands tried to find relationship between element characteristic and mass number with another way. Therefore, he lined the elements up under their mass number increase. In fact the elements with eight in difference have similar characteristics. Newlands compared this chemical ‘octaves’ with music octave. Thus, the row is named after law of octaves. Table 1.2 presented a part of Newlands’ octaves list.
Setelah hukum triad dipublikasikan, John Newlands mencoba mencari hubungan antara sifat unsur dan nomor massa dengan cara lain. Untuk itu, dia menderetkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor massanya. Ternyata unsur yang berselisih delapan memiliki sifat yang mirip. Newlands membandingkan 'oktaf' kimia ini dengan oktaf musik. Oleh karena itu, deret itu dinamakan hukum oktaf. Tabel 1.2 menyajikan sebagian dari daftar oktaf Newlands.
Tabel 1.2 Jhon Newlands’ Element Periodicity (Law of Octaves)
Tabel 1.2 Periodik Unsur John Newlands (Hukum Oktaf)
H
Li
Be
B
C
N
O
F
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
K
Ca
Cr
Ti
Mn
Fe

When Law of Octaves is composed, valuable gas is not found yet. In further progress, it is identified that law of octaves is not applicable for all elements. Law of Octave is only applicable for elements with low mass.
Pada waktu Hukum Oktaf disusun, gas mulia belum ditemukan. Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui itu hukum oktaf tidak berlaku untuk semua unsur. Hukum Oktaf hanya berlaku untuk unsur bermassa rendah.
c. Mendeleev’s Periodic table
Tabel Periodik Mendeleev
According to Mendeleev’s periodic table, elements are composed in 8 upright columns that express the groups and 12 enlisting rows that state the periods. From left to right in one row, elements are composed based on mass number. In one group, elements from top to down, is composed based on resemblance of the chemical and physical properties resemblance. Mendeleev’s periodic table is also called a short periodic table.
Menurut tabel periodik Mendeleev, unsur-unsur disusun dalam 8 kolom tegak yang menyatakan golongan dan 12 baris mendatar menyatakan periode. Dari kiri ke kanan dalam satu baris, unsur-unsur disusun berdasarkan nomor massa. Dalam satu golongan, unsur dari atas ke bawah disusun berdasarkan kemiripan sifat kimia dan sifat fisik. Tabel periodik Mendeleev juga disebut tabel periodik pendek.
Mendeleev emptied several elements those were not yet found, having atomic mass 44, 68, 72, and 100. He also forecasts elements properties that are intentionally emptied. For example, element that has atomic mass 72 is put down in a group with silicon. He named that element as eka-silicon. After germanium is found, in fact, its properties resembles with eka-silicon that Mendeleev forecasted it. Similar germanium properties and forecasted properties by Mendeleev are presented in Table 1.3.
Mendeleev mengosongkan beberapa unsur yang belum ditemukan, yang memiliki massa atom 44, 68, 72, dan 100. Dia juga meramalkan sifat-sifat unsur yang sengaja dikosongkan itu. Misalnya, unsur yang memiliki massa atom 72 diletakkan segolongan dengan silikon. Mendeleev menamakan unsur itu eka-silikon. Setelah germanium ditemukan, ternyata sifatnya mirip dengan sifat-sifat eka-silikon yang diramalkan Mendeleev. Kesamaan sifat-sifat germanium dan sifat-sifat yang diramalkan oleh Mendeleev itu disajikan dalam Tabel 1.3.
Table 1.3 Similar Germanium Properties with Eka-Silicon
Tabel 1.3 Kesamaan Sifat Germanium dengan Eka-Silikon
Property
Sifat
Eka-Silicon (1871)
Eka-Silikon (1871)
Germanium (1886)
Germanium (1886)
Atomic mass
Bobot atom
72
72.6
Density, g/cm³
Kerapatan, g/cm³
5.5
5.47
Colour
Warna
Dirty grey
Kelabu kotor
Greyish white
Kelabu keputihan
Density of oxide, g/cm³
Kerapatan oksida, g/cm³
EsO2 : 4.7
GeO2 : 4.703
Boiling point of chloride
Titik didih klorida
EsCl4 : below 100° C
EsCl4 : dibawah 100° C
GeCl4 : 86° C
Density of chloride
Kerapatan klorida
EsCl4 : 1.9
GeCl4 : 1.887

Creating table that places elements in column and row and has periodic repetition properties is called periodic table of elements.
Pembuatan tabel yang menempatkan unsur-unsur dalam kolom dan baris dan mempunyai pengulangan sifat secara periodik disebut tabel periodik unsur.
Mandaleev ‘s periodic table of elements that is composed based on the rise of atomic mass has disadvantage. When the periodic table was composed, noble gas elements are not yet found. When noble gas was found one by one, some experts found noble gas properties are laid between halogen (group 7) and alkali metal (group 1). Noble gas (in name group 0) is laid on right side of periodic table. One of noble gases, Argon (Ar), in fact, has relative atomic mass bigger than potassium (A : Ar = 40; K = 39). Potassium placement in alkali group is relied on resemblance of its chemical properties more than the rise of its relative atomic mass. Another example of this deviation is tellurium and iodine position. Relative atomic mass puts tellurium beneath bromine and iodine below sulphur and selenium. Nevertheless, based on its chemical properties those both elements are laid on the opposite position.
Tabel periodik unsur Mandaleev yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom memiliki kelemahan. Pada saat penyusunan tabel periodik tersebut, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan. Ketika gas mulia satu per satu ditemukan, para ahli menemukan sifat gas mulia terletak di antara halogen (golongan 7) dan logam alkali (golongan 1). Gas mulia (dinamakan golongan 0) diletakkan di sebelah kanan tabel periodik. Salah satu gas mulia, Argon (Ar), ternyata memiliki massa atom relatif lebih besar daripada kalium (A : Ar = 40, K = 39). Peletakan Kalium dalam golongan alkali lebih didasarkan pada kemiripan sifat kimianya daripada kenaikan massa atom relatifnya. Contoh lain dari penyimpangan ini adalah posisi telurium dan iodin. Massa atom relatif meletakkan telurium di bawah bromin dan meletakkan iodin di bawah sulfur dan selenium. Akan tetapi, berdasarkan sifat kimianya kedua unsur tersebut diletakkan pada posisi sebaliknya.
In 1914, Henry Moseley was able to explain reverse of sequence that is conducted by Mendeleev. Through X-ray diffraction experiment, regular change from X-ray energy was found with anticathode substance atomic number. Based on the fact, Mendeleev’s periodic table is completed into modern periodic table that is the periodic function from atomic number.
Pada tahun 1914, Henry Moseley dapat menjelaskan kebalikan urutan yang dilakukan oleh Mendeleev. Dengan percobaan difraksi sinar-X, diperoleh perubahan yang teratur dari energi sinar-X dengan nomor atom bahan antikatode. Berdasarkan kenyataan itu, tabel periodik unsur Mendeleev disempurnakan menjadi tabel periodik modern yang merupakan fungsi berkala dari nomor atom.

1 komentar:

  1. Thanks gan buat info ny.....
    mendidik banget....

    Follow blog ane ya
    www.aplikasiwaghe.blogspot.com

    ane bkalan follback
    santai

    BalasHapus