Coretan MasBud: Mbah Maridjan dan Kesetiaan Amanah Menjaga Merapi

Halaman

Kamis, 28 Oktober 2010

Mbah Maridjan dan Kesetiaan Amanah Menjaga Merapi

Ketika Gunung Merapi dinyatakan dalam status awas oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Pemerintah menindak lanjutinya dengan memerintahkan warga di sekitar gunung itu untuk mengungsi.

Sebagian besar warga, terutama lansia, anak-anak, dan perempuan bersedia untuk mengungsi di barak pengungsian yang telah disediakan pemerintah, tetapi ada warga yang belum mau dan tetap bertahan di rumah masing-masing.

Di antara warga yang belum bersedia mengungsi itu adalah juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan. Pria berusia 83 tahun bersikukuh tetap tinggal di rumahnya yang hanya berjarak sekitar 6 KM dari puncak gunung, karena tanggung jawabnya sebagai juru kunci keraton Yogyakarta.

"Saya masih betah tinggal di tempat ini. Jika saya pergi mengungsi, lalu siapa yang mengurus tempat ini," Namun demikian, Mbah Maridjan meminta warga menuruti imbauan pemerintah untuk mengungsi dan memohon keselamatan pada Tuhan agar tidak terjadi yang sesuatu yang tidak diinginkan jika Merapi benar-benar meletus. Menurut dia, hanya Tuhan yang tahu kapan Merapi akan meletus. "Saya tidak punya kuasa apa-apa," katanya.

Sikap tidak mau mengungsi itu juga ditunjukkan Mbah Maridjan ketika Merapi mengalami erupsi pada 2006. Mbah Maridjan tetap tinggal di rumah untuk menepati janjinya terhadap mendiang Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang mengangkatnya sebagai juru kunci Gunung Merapi pada 1982.

Ternyata Tuhan berkehendak, Merapi meletus pada Selasa (26/10) petang. mengakibatkan puluhan orang luka-luka dan puluhan orang tewas terkena awan panas saat gunung tersebut meletus, termasuk Mbah Maridjan yang ditemukan tewas dalam posisi sujud di rumahnya. Jenazah ditemukan di dalam kamar mandi rumah dalam posisi sujud dan tertimpa reruntuhan tembok dan pohon.

Mbah Maridjan kini telah tiada. Dia telah menepati janjinya untuk tetap setia menjaga Gunung Merapi hingga akhir hayatnya. Kepala Desa Umbulharjo Bejo Mulyo mengatakan, Mbah Maridjan adalah orang yang memegang teguh prinsip dan bertanggung jawab. Meskipun Merapi telah berstatus awas, Mbah Maridjan tetap bertahan di rumahnya sebagai wujud tanggung jawab terhadap amanat yang diemban sebagai 'abdi dalem' Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (kapanlagi.com)

Selamat Jalan Mbah Maridjan.. Semoga amal ibadah dan pengabdian yang begitu besar dan luhur sebagai abdi dalem Keraton Ngayojokarto Hadiningrat, diterima oleh Allah Swt. Kami sangat merindukan sosok pemimpin sepertimu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar